pada suatu
titik dimana itu titik terjenuhku aku merasa itu adalah sebuah akhir ya Allah. Seringkali
terlintas dikepalaku aku ingin melarikan diri dari kehidupan. Dan godaan syetan
sering mengendalikan otak ini, dan bodohnya aku, aku juga sering mengikuti
alurnya. Alur itu menuntunku pada kematian, dimana kematian yang kukendalikan
bukan yang Kau kendalikan ya Allah. Aku memang lemah dan sering terhanyut akan
godaanya pada suatu kematian. Sering terlarut untuk menghujamkan pisau pada
nadiku sendiri atau memasukan semua obat pada mulutku. Namun aku masi gemetaran
ketika memegang pisau bermata dua yang sering kubawa dan obat yang takpernah
tertinggal ditas biruku. Ya Allah mungkin berfikir ingin mengakhiri semuanya
sudah dosa bagaimana bila sudah terjadi? Aku pasti menjadi hambamu yang
palinghina dan paling menyedihkan karena menyiakan hidup. Lewat surat ini aku
berusaha mengeluarkan beban dan kenegatifan diriku dan aku berharap bisa
mengurangi kehinaan yang mengalir didiriku. Mungkin ini kegilaan yang terlintas
ini kalian anggap gurauan, namun ini kenyataanya. Ayah ibu dan adek aku mungkin
mengenyampingkan kalian dalam hidupku ketika aku ingin merasa pergi, maaf. Tapi
aku akan berusaha untuk tetap menjadi diriku yang seperti dulu, ketika seorang
mb masi lugu dan mengenal kata pelarian.
#kenyataan tak seindah mimpi dan kenyataan jua tak seburuk mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar