Rabu, 20 Agustus 2014

DARIKU DIRIKU DURIKU

pada suatu titik dimana itu titik terjenuhku aku merasa itu adalah sebuah akhir ya Allah. Seringkali terlintas dikepalaku aku ingin melarikan diri dari kehidupan. Dan godaan syetan sering mengendalikan otak ini, dan bodohnya aku, aku juga sering mengikuti alurnya. Alur itu menuntunku pada kematian, dimana kematian yang kukendalikan bukan yang Kau kendalikan ya Allah. Aku memang lemah dan sering terhanyut akan godaanya pada suatu kematian. Sering terlarut untuk menghujamkan pisau pada nadiku sendiri atau memasukan semua obat pada mulutku. Namun aku masi gemetaran ketika memegang pisau bermata dua yang sering kubawa dan obat yang takpernah tertinggal ditas biruku. Ya Allah mungkin berfikir ingin mengakhiri semuanya sudah dosa bagaimana bila sudah terjadi? Aku pasti menjadi hambamu yang palinghina dan paling menyedihkan karena menyiakan hidup. Lewat surat ini aku berusaha mengeluarkan beban dan kenegatifan diriku dan aku berharap bisa mengurangi kehinaan yang mengalir didiriku. Mungkin ini kegilaan yang terlintas ini kalian anggap gurauan, namun ini kenyataanya. Ayah ibu dan adek aku mungkin mengenyampingkan kalian dalam hidupku ketika aku ingin merasa pergi, maaf. Tapi aku akan berusaha untuk tetap menjadi diriku yang seperti dulu, ketika seorang mb masi lugu dan mengenal kata pelarian.

#kenyataan tak seindah mimpi dan kenyataan jua tak seburuk mimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar